CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 29 November 2008

KONDISI SAAT LAHIRNYA MANUSIA

Anda dilahirkan ibumu wahai manusia dalam keadaan menangis
Dan orang orang disekitarmu tertawa gembira
Bertekadlah melakukan amal yang berakibat membuat anda
Tertawa gembira sementara mereka menangis di sekelilingmu ( menangisi kematian anda )

Anda dilahirkan ibumu wahai manusia dalam keadaan menangis

Harapan setiap manusia untuk mempunyai mahkota hidupnya itu pastilah ada, harapan itu akan terjadi setelah manusia mengucapkan ijab dan qobul didalam pernikahan yang sah. Manusia diciptakan dari sari pati tanah dengan proses yang begitu lama (sembilan bulan).

Para kaum hawa membawa kandungannya dengan susah payah, duduk susah, tidur susah, bahkan segala aktifitaspun ia lakukan dengan susah. Mereka menunggu kelahiran anaknya dengan menjaga kesehatan tubuhnya dengan harapan anaknya akan lahir dengan selamat dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Manusia dilahirkan dengan susah payah, dengan perjuangan ibu untuk mempertahankan anaknya agar tetap lahir dengan selamat di pangkuannya. Kadang sampai ada yang menjadi korban (anak atau ibu). Sehingga dengan keadaan yang seperti inilah manusia itu merintih kesakitan dan mengeluarkan air mata.

Dan orang orang disekitarmu tertawa gembira

Kegembiraan atas lahirnya buah hati itu tak ternilai harganya dengan iringan do’a yang selalu dilantunkan oleh manusia agar anaknya menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, Rosulullah SAW, Orang tua, Bangsa dan Negaranya.

Rasa syukur kepada Allah yang diwujudkan dengan setiap langkah yang positif, itu akan menjadikan amalan kita mendapatkan pahala dari Allah SWT.


Bertekadlah melakukan amal yang berakibat membuat anda

Suatu amalan yang dapat kita ketahui mempunyai nilai nilai positif adalah harapan orang tua bagi anaknya agar bisa ia manfaatkan menjadi amal jariyah bagi keduanya sehingga ia hidup di dunia ini ada manfaatnya bagi manusia.

Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, karena manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuannya. Selalu bermuamalah yang baik dengan manusia dan tuhannya maka Allah akan memberikan pahala yang setimpal dengan perbuatan kita dan kita akan di sayangi, dihormati, dan disegani oleh semua makhluk Allah SWT kecuali makhluk Allah yang serupa dengan iblis dan syetan yang selalu ingkar kepadanya.


Tertawa gembira sementara mereka menangis di sekelilingmu ( menangisi kematian anda )

Buah dari amalan yang sholeh adalah kebaikan dan pahala dari Allah SWT sedangkan buah dari amalan yang melanggar syari’at islam adalah kejelekan dan dosa. Neraka tempat bagi orang orang yang melanggar syariah mereka akan merasakan penyesalan yang luar biasa karena tidak pernah percaya akan kekuasaan Allah SWT. Sedangkan surga adalah tempat bagi orang yang beriman kepada Tuhannya, orang yang melaksanakan syariah dengan sebaik baiknya dan melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangNya.

Berbahagialah orang yang mendapatkan jaminan tempat di surga setelah ia meninggalkan semua manusia. Tapi kesedihan dialami oleh manusia yang ditinggalkannya karena mereka melihat segala perbuatan baiknya di dunia sehingga mereka merasa kehilangan orang orang yang bertakwa.

Penyesalan manusia terletak diakhir hidupnya karena mereka merasa akhirat masih jauh dari mata sehingga mereka melakukan apa saja yang dilarang oleh agama dan menjauhi segala apa yang diperintah oleh Allah SWT. maka dari itu sadarlah wahai manusia akan hidup di dunia yang sebentar saja mari kita gapai surga yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Keinginan yang kuat untuk beramal sholeh akan menjadikan kita dekat dengan tuhan yang maha esa sampai kita masuk ke dalam surgaNya.

Sabtu, 15 November 2008

PENGARUH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU ATAU PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yaitu mempersoalkan apa yang diperbuat individu dalam lingkungannya dan mengapa ia berbuat seperti yang diperbuatnya. Karena faktor faktor yang mempengaruhi tingkah laku itu banyak dan bermacam-macam, maka tingkah laku individu yang diakibatkannya pun bermacam-macam pula. Sesungguhnyalah bahwa psikologi lebih menitik beratkan perhatiannya kepada perbedaan-perbedaan tingkah laku ini, meskipun hal ini tidak berarti bahwa mengabaikan sama sekali persamaan-persamaan atau kesamaan-kesamaan yang terdapat didalamnya.

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan diberbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan remaja.

Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.


Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi

Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah john locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman empiri. Dalam hal ini locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:

1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra.
2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri.

PEMBAHASAN

APAKAH PERKEMBANGAN ITU ?

Jawaban para ahli terhadap pertanyaan di atas adalah bermacam macam sekali. Akan tetapi betapapun juga berbeda-bedanya pendapat para ahli tersebut, namun semuanya mengakui bahwa perkembangan itu adalah suatu perubahan; perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanya disebut proses. Jadi pada garis besarnya para ahli sependapat, bahwa perkembangan itu adalah suatu proses. Tetapi apabila persoalan kita lanjutkan dengan mempersoalkan proses apa, maka disini kita dapatkan lagi bermacam-macam jawaban, yang pada pokoknya berpangkal kepada pendirian masing-masing ahli. Pendapat atau konsepsi yang bermacam-macam itu pada pokoknya dapat kita golongkan menjadi tiga golongan:

1. konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran asosiasi.

Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakekatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian bagian, bagian bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruan ada kemudian. Bagian bagian itu terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi. Jadi misalnya bagaimana terbentuknya pengertian lonceng pada anak-anak, mungkin akan diterangkan demikian: mungkin anak anak itu mendengar suara lonceng lalu memperoleh kesan pendengaran bagaimana tentang lonceng; selanjutnya anak-anak itu melihat lonceng tersebut lalu mendapat kesan penglihatan (mengenai warna dan bentuk); selanjutnya mungkin anak itu mempunyai kesan rabaan jika sekiranya dia mempunyai kesempatan untuk meraba lonceng tersebut. jadi gambaran mengenai lonceng itu makin lama makin lengkap.

Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah john locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman empiri. Dalam hal ini locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:

1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra.
2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri.

2. konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt

Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsep yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangakan bagian bagian adalah skunder; bagian-bagian hanya mmpunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau vulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan. Baru kemudian kita susul dengan menyaksikan adanya hal-hal khusus tertentu. Misalnya: bajunya baru dan sebagainya.

Juga pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula-mula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada diferensiasi: dia merasa (mengetahui) dirinya sebagai suatu yang berbeda dari dunia sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa dunia sekitanya itu terdiri dari manusia dan bukan manusia.

3. konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme.
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula mula bersifat a-sosial (pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan.

Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.

Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase.

Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi

1. Santrok dan Yussen

A. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam
waktu Iebih kurang sembilan bulan.

B. Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.

C. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.

D. Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolr.h dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

E. Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan

2. Charlote Buhler

A. Fase 0-1 tahun : Masa-masa menghayati obyek-obyek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi terutama melatih fungsi motorik: yaitu fungsi-fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.

B. Fase 2-4 tahun : Masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri disertai penghayatan subyektif.

C. Fase 5-8 tahun : masuk pada sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermaian dan sekolah rendah).

D. Fase 9-11 tahun : masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektifitas tertinggi.

E. Fase 14-19 tahun : masa tercapainya sintesa antar sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap ke luar kepada dunia obyektif.

3. Perkembangan individu dalam Islam menurut Netty Hartati dkk (2004)

A. Fase Pra-Natal

Fase perkembangan manusia pada masa prenanatal ini sebagaimana dijelaskan baik dari sumber hadits dan al-Qur’an merupakan proses yang saling berkaitan, pada periode pra-natal ini dimana sifat bawaan dan jenis kelamin individu. Dalam masa ini merupakan langkah awal perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan kepribadian, maka sebagian ulama menyarankan dalam masa seorang ibu yang hamil hendak sering membaca Al-Qur’an dan banyak melakukan perbuatan yang baik dan terpuji sehingga perbuatan yang baik tersebut akan menjadi kepribadian anak dalam kandungan tersebut.

B. Fase Lahir

Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu dan periode ini janin mulai menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di luar hamil.

C. Fase Dua Tahun Pertama

Rasulullah SAW bersabda tentang pendidikan anak tersebut sebagaimana sabdanya yang berbunyi:

“Mulailah mendidik anak-anak kalian dengan kalimat yang pertama : Laa ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam sekarat dengan laa ilaha illallah ! (H.R al-Baihaqi).

D. Fase kanak-kanak

Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan.
1. Kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berpikif abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada kebanyakan anak, di samping itu akan diketahui pula pada umur berapa anak tertcntu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.

2. Pengetahuun tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman Kanak-kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? bila anak selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukk'an sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.

3. Pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila anak umur dua tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya? .Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak umur tiga atau empat tahun? Apa yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesualu yang menunjukkan sikap "jagoan"? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada anak atau remaja.

4. Terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri. Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan psikologi, proses-proses yang akan dialami pada kehldupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi, pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan teman- teman lain. Berikut ini adalah beterapa hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1. Masa Perkembangan Yang Cepat

Pada anak terjadi pertumbuhan-pertvimbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dialami species lain. Perubahan flsik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada talvm-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan, bahasa,. kemampuan mengingat serta berbagai
fungsi lainnya.
2. Pengaruh yang lama

Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teoii psikologi berpsndapat bahwa apa yang terjadi hari-ini sangat'banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak.
3. Proses yang kompleks

Sebagai peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergimakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatii pendekatan terhadap masalah ini adalnh dengan mempelajari proses kemampuan 'berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama"tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentarg mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih kompleks.
4. . Nilai yang ditempatkan

Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-perianyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitnn dengan orang tua tentang peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pbla pendidikan atau pengajaran.
5. Masalah yang menarik

Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua talnin untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakterstik atiak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang berka'itan dengan perkembangan anak yang merupakan mister! dan menarik. Dalari hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan da"i pada jawabannya.
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).

Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.

1. Kecerdasan

Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) s^harusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical ftiv'm yang dibesarkan pada aua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical t\vins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50.

Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu niemecahkan masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.

Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 person. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa penganih itu berkisar sekitar 50 persen.
2. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat perlu waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang Iain dengan hangat, sebagian lagi pasif dari acuh tidak acuh. .Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.

Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan:
1. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.

2. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.

3. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahvva temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada "kesesuaian" hubtingan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat inemberi pengaruh yang menen'angkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.

3. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan

Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah kita akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengarui lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya. terdapat interaksi.

Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.

Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Dalam sekian banyak hal mempengaruhi seseorang dalam belajar menurut Wasty Soemanto (1998: 113), dapat dikatagorikan kepada tiga hal yatu:

1. Faktor-faktor daya serap

2. Faktor-faktor metode belajar

3. Faktor-faktor individual

Di dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan.



KESIMPULAN

Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Dalam sekian banyak hal mempengaruhi seseorang dalam belajar menurut Wasty Soemanto (1998: 113), dapat dikatagorikan kepada tiga hal yatu:

1. Faktor-faktor daya serap
2. Faktor-faktor metode belajar
3. Faktor-faktor individual
Di dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan

Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehatan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.

Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya

REFERENSI

 F.Patty, M.A., Prof., dan Kasmiran Woerjo M.A., Prof., DR., dan Moh. Noor Syam, Drs., dan I. Wayan Ardhana M.A., Drs., Indung A. Saleh., Drs., Pengantar Psikologi Umum, cetakan ke IV, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan
 http://ibanezs.multiply.com/journal/item/6/ilmu_psikologi
 http:/www.anak ciremai.com/
 Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D., Drs., Psikologi Pendidikan, cetakan ke 11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
 http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html
 http://zanikhan.multiply.com/journal/item/711/Belajar_dan_Perkembangan_Individu
 http://Perkembangan_Peserta_Didik_mod_1_a_/

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AKHLAQ

A. PENGERTIAN ILMU AKHLAQ
Menurut linguistik akhlaq berasal dari bahasa arab yaitu isim masdar (bentuk infinitif) dari kata Akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan yang berarti al-sajiyah (perangai), Ath-Thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), Al-Adat (kebiasaan, kelaziman), Al-Maru’ah (peradaban yang baik) dan Al-Din (agama). Kata akhlaq dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tapi ikhlaq. Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara Linguistik kata akhlaq merupakan isim jamid atau ghoir mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilkun atau khuluqun yang artinya sama dangan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam al-Qur’an, maupun al-Hadits, sebagai berikut:

وَاِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍِ عَظِيْمٍ (القلم 68 : 4)

Dan sesungguhnya kamu benar benar berbudi pekerti yang agung. (QS.al-Qalam,68 :4)

اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه الترمذى)

Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang sempurna budi pekertinya. (HR.. Turmudzi)

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلَاقِ

Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti. (HR.Ahmad).

Dengan melihat pada semua ayat diatas yang menggunakan kata Akhlaq atau Khuluq semuanya mempunyai arti budi pekerti. Dengan demikian kata Akhlaq atau Khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at.

Berbagai macam pendapat dari para pakar dibidang Akhlaq yang menjelaskan tentang definisi Akhlaq menurut terminologik atau istilah antara lain :

 Imam al-Ghazali (1059-1111M).mengatakan bahwa akhlaq adalah :

عبارة عن هيئة فى النفس راسخة عنها تصدرالأفعال بسهولة ويسر من غير حاجة الى فكر ورؤية.

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.1

 Ahmad bin Musthafa (Thasy Kubra Zaadah)

Ia seorang ulama ensiklopedia – mendefinisikan akhlaq sebagai berikut; “Akhlak adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan. Dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan, yaitu; kekuatan berfikir, kekuatan marah, kekuatan syahwat. Dan masing-masing kekuatan itu mempunyai posisi pertengahan di antara dua keburukan, yakni sebagai berikut:

1 Hikmah, merupakan kesempurnaan kekuatan berfikir, dan posisi pertengahan antara dua keburukan, yaitu: kebodohan dan berlaku salah. Yang pertama adalah kurangnya Hikmah, dan yang kedua adalah berlebihan.

2 Keberanian. Adalah kesempurnaan kekuatan amarah dan posisi pertengahan antara dua keburukan, yaitu kebodohan dan berlaku salah. Yang pertama adalah kurangnya keberanian dan yang kedua adalah berlebihan keberanian.

3 Iffah adalah kesempurnaan kekuatan sahwat dan posisi pertengahan antara dua keburukan, yaitu kestatisan dan berbuat hina. Yang pertama, adalah kurangnya sifat tersebut, sedangkan yang kedua adalah berlebihnya sifat tersebut.

Ketiga sifat ini, yaitu Hikmah, keberanian dan iffah, masing-masing mempunyai cabang, dan masing-masing cabang tersebut merupakan posisi pertengahan anatara dua keburukan. Sedangkan sebaik perkara adalah pertengahnnya.

Kemudian cara pengobatannya adalah dengan menjaga diri untuk tidak keluar posisi dari posisi pertengahan, dan terus berada di posisi pertengahan itu. Topik ilmu ini adalah insting – insting diri, yang membuatnya berada di posisi petengahan antara sikap mengurangi dan berlebihan.
Para ahli Hikmah berkata kepada Iskandar, “Tuan raja, hendaknya anda bersikap pertengahan dalam segala perkara. Karena berlebihan adalah keburukan sedangkan mengurangi adalah kelemahan”

Manfaat ilmu ini adalah agar manusia sedapat mungkin menjadi sosok yang sempurna dalam perbuatan-perbuatannya, sehingga di dunia ia berbahagia dan di akherat menjadi sosok yang terpuji2

 Ibnu Miskawaih (w.421 H/1030 M) mengatakan bahwa akhlaq adalah :

حال للنفس داعية لها الى افعالها من غير فكر ولارؤية.
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.3


 Muhammad bin Ali al-Faaruqi at-Tahanawi

Ia berkata, “Akhlaq adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat alami, agama, dan harga diri. Menurut definisi para ulama, akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa diawalai berfikir panjang, merenung dan memaksakan diri. Sedangkan sifat-sifat yang tak tertanam kuat dalam diri, seperti kemarahan seorang yang asalnya pemaaf, maka ia bukan akhlaq. Demikian juga, sifat kuat yang justru melahirkan perbuatan-perbuatan kejiwaan dengan sulit dan berfikir panjang, seperti orang bakhil. Ia berusaha menjadi dermawan ketika ingin di pandang orang. Jika demikian maka tidaklah dapat dinamakan akhlaq.

Segala tindakan mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu seperti Qudrat ‘kemampuan’ berbeda dengan dudrat, yaitu ia tidak wajib ada bersama makhluk ketika ia mengerjakan sesuatu seperti wajibnya hal itu menurut para ulama Asy’ari dalam masalah Qudrat. Kemudian at-Tahanawi berkata,

“Akhlah terbagi atas hal sebagai berikut:
1 Keutamaan, yang merupakan dasar bagi apa yang sempurna
2 Kehinaan, yang merupakan dasar bagi apa yang kurang
3 Dan selain keduanya yang menjadi dasar bagi selain kedua hal itu”

Penjelasannya adalah bahwa jiwa yang mampu berbicara, ketika berkaitan enggan fisik dan Pengendalian atas fisik, serta memerlukan tiga kekuatan:

1 Kekuatan yang mampu memikirkan apa yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan dan aturan. Yang dinamakan dengan kekuatan akal, kekuatan berbicara, insting, dan jiwa yang tenang dan dikatakan pula sebagai kekuatan yang menjadi dasar untuk memahami hakikat-hakikat, keinginan untuk memperhatikan akibat-akibat setiap perbuatan, dan membedakan antara yang mendatangkan manfaat dan mengasilkan kerusakan.

2 Kekuatan yang mendorong seseorang untuk mendapatkan apa yang memberi manfaat bagi fisiknya dan cocok dengannya, seperti makanan, minuman dan lainnya, dan hal itu dinamakan dengan kekuatan syahwat, unsur hewani dan nafsu amarah

3 Kekuatan yang dapat menghindari seseorang dari sesuatu yang dapat merusak dan membuat pedih tubuhnya, dan hal itu dikatakan pula sebagai dasar untuk maju dalam keadaan sulit, dan pendorong untuk berkuasa dan meningkatkan derajat diri. Kekuatan ini dinamakan dengan kekuatan amarah dan ganas, serta nafsu lawwanah.

Kemudian ia berkata bahwa dari keseimbangan kondisi kekuatan instingtif lahirlah Hikmah, Hikmah itu adalah suatu keadaan kekuatan akal praktis yang berada pada posisi pertengahan antara berfikir terlalu mengkhayal kondisi berlebih dari kekuatan ini, yaitu ketika seseorang menggunakan kekuatan pemikiran untuk memikirkan apa yang tak seharusnya dipikirkan, seperti perkara-perkara yang mustasyaabihat ‘samat’ dan bentuk yang tak seharusnya seperti menyalahi syariat. Dan antara kebodohan dan kedunguan yang merupakan kondisi kekurangan Hikmah, yaitu ketika seseorang mematikan kekuatan berfikirnya secara sengaja. Dan berhenti dari mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat.4

 Ibrahim Anis dalam kitab Mu’jam al-Wasith mengatakan bahwa akhlaq adalah :

حال للنفس راسخة تصدر عنها الأعمال من خير او شر من غير حاجة الى فكر ورؤية
Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.5


 Muhammad bin Ali Asy-Syariif al-Jurjani

Al-Jurjani mendefinisikan akhlaq dalam bukunya, at-Ta’rifat sebagai berikut:
“Khlaq adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Jika sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlaq baik. Sedangkan jika darinya terlahir pebuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlaq yang buruk” kemudian Al-Jurjani kembali berkata “Kami katakan akhlaq itu sebagai suatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, karena orang yang mengeluarkan derma jarang-jarang dan kadang-kadang saja, maka akhlaqnya tidak dinamakan sebagai seorang dermawan, selama sifat tersebut tak tertanam kuat dalam dirinya.

Demikian juga orang yang berusaha diam ketika marah, dengan sulit orang yang akhlaqnya dermawan, tapi ia tidak mengeluarkan derma. Dan hal itu terjadi kemungkinan karena ia tidak punya uang atau karena ada halangan.

Sementara bisa saja ada orang yang akhlaqnya bakhil, tapi ia mengeluarkan derma, karena ada suatu motif tertentu yang mendorongnya atau karena ingin pamer Dari pemaparan tadi tampak bahwa ketika mendefinisikan akhlaq, al-Jurjani tidak berbeda dengan definisi Al-Ghazali. Hal itu menunjukan bahwa kedua orang ini mengambil ilmu dari sumber yang sama, dan keduanya juga tidak melupakan Hadits yang menyifati akhlaq yang baik atau indah bahwa akhlaq adalah apa yang dinilai oleh akal dan syariat.6

 Dalam kitab Dairatul ma’arif, secara singkat akhlaq dapat dartikan,

هي صفات الإنسان الأدبية
Sifat sifat manusia yang terdidik

Definisi definisi akhlaq tersebut secara substansial tampak saling melengkapi dan tidak ada yang bertentangan antara satu dengan yang lainnya. darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlaq, yaitu :

1 Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan bahwa si A adalah orang yang dermawan, maka sikap dermawan tersebut telah mendarah daging, kapan dan di manapun ia berada.

2 Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Dan dilakukan oleh orang yang sehat akal pikirannya bukan pada saat melakukan suatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang akal, tidur atau gila. Namun karena perbuatan tersebut sudah mendarah daging pada dirinya, maka pada saat akan mengerjakannya sudah tidak lagi memerlukan pertimbangan pemikiran lagi. Sebagai contoh ketika kita melakukan sholat, apabila sholat itu sudah mendarah daging pada diri kita maka tidak berat bagi kita untuk melakukannya.7

Akhlaq adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung rugi. Orang yang berakhlaq baik, melakukan kebaikan secara spontan tanpa pamrih apapun, demikian juga orang yang berakhlaq buruk, melakukan keburukan secara spontan tanpa mempertimbangkan akibat bagi dirinya maupun bagi yang dijahati. Manusia tidak ada yang secara tiba-tiba menjadi orang bijak atau tiba menjadi penjahat besar. Untuk menjadi orang bijak atau menjadi penjahat besar manusia butuh proses yang mengantarnya pada keadaan itu.8

3 Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang yang mengerjakannya dan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

4 Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main main atau karena bersandiwara.

5 Perbuatan akhlaq (khususnya akhlaq yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata mata karena Allah, bukan karena ingin mendapat pujian.9

Hadits nabi yang diriwayatkan oleh imam ahmad yang menerangkan tentang diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai rosul untuk membina dan menyempurnakan akhlaq:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلَاقِ

Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti. (HR.Ahmad).

Tugas nabi yang digariskan dalam sejarah hidupnya cukup menarik simpati manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran risalah-nya. Karena risalah yang diajarkan Nabi memberikan informasi tentang faktor-faktor keutamaan akhlaq, lengkap dengan menjelaskan aspek-aspeknya.

Kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari prilaku akhlaq dan aqidahnya. Karena iman yang kuat mewujudkan akhlaq yang baik dan mulia, sedangkan iman yang lemah mewujudkan akhlaq yang jahat dan buruk tingkah lakunya, mudah terkilir pada perbuatan keji yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.10
Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-Nya.

Adapun yang dapat menyempurnakan aqidah yang benar terhadap Allah adalah beraqidah dengan benar terhadap malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para Rasul dan percaya kepada Rasul-rasul utusan-Nya yang mempunyai sifat jujur dan amanah dalam menyampaikan risalah Tuhan Mereka.

Keyakinan terhadap Allah, Malaikat, Kitab, dan para Rasul-rasul-Nya berserta syariat yang mereka bawa tidak akan dapat mencapai kesempurnaan kecuali jika disertai dengan keyakinan akan adanya hari Akhir dan kejadian-kejadian yang menggiringnya seperti hari kebangkitan, pengumpulan, perhitungan amal dan pembalasan bagi yang taat serta yang durhaka dengan masuk surga atau masuk neraka.11

B. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AKHLAQ

Jika definisi tentang Ilmu Akhlaq tersebut kita perhatikan dengan seksama, akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan Ilmu Akhlaq adalah membahas tentang perbuatan perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau buruk. Ilmu Akhlaq dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik dan buruk.

Dengan demikian obyek pembahasan Ilmu Akhlaq berkaitan dengan norma atau penilaiaan terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika kita katakan baik atau buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normatif. Selanjutnya jika kita katakan sesuatu itu benar atau salah, maka yang demikian itu termasuk masalah hitungan atau akal pikiran.

Pokok pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlaq pada intinya adalah perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk. Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengatakan:

Bahwa Obyek Ilmu Akhlaq adalah membahas perbuatan manusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik dan buruk.

Pendapat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa obyek pembahasan ilmu akhlaq adalah perbuatan manusia untuk selanjutnya diberikan penilaian apakah baik atau buruk.12

Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlaq yang baik. Sedangkan jika yang terlahir adalah perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlaq yang buruk.

Al-khuluq adalah suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya. Dan sebagaimana halnya keindahan bentuk lahir manusia secara mutlak tak dapat terwujud hanya dengan keindahan dua mata, dengan tanpa hidung, mulut dan pipi. Sebaliknya, semua unsur tadi harus indah sehingga terwujudlah keindahan lahir manusia itu. Demikian juga, dalam batin manusia ada empat rukun yang harus terpenuhi seluruhnya sehingga terwujudlah keindahan khuluq “akhlak”. Jika keempat rukun itu terpenuhi, indah dan saling bersesuaian, maka terwujudlah keindahan akhlak itu. Keempat rukun itu antara lain:

1 Kekuatan ilmu
2 Kekuatan marah
3 Kekuatan syahwat
4 Kekuatan mewujudkan keadilan di antara tiga kekuatan tadi

1 Kekuatan Ilmu
Keindahan dan kebaikannya adalah dengan membentuknya hingga menjadi mudah mengetahui perbedaan antara jujur dan dusta dalam ucapan, antara kebenaran dan kebatilan dalam beraqidah, dan antara keindahan dan keburukan dalam perbuatan.

Jika kekuatan ini telah baik, maka lahirlah buah hikmah, dan hikmah itu sendiri adalah puncak akhlak yang baik. Seperti difirmankan Allah SWT.,
“…..Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak ….” (Al-Baqarah: 269).

2 Kekuatan marah
Keindahannya adalah jika mengeluarkan marah itu dan penahannya sesuai tuntutan hikmah.

3 Kekuatan syahwat
Keindahan dan kebaikannya adalah jika ia berada di bawah perintah hikmah. Maksudnya perintah akal dan syariat.

4 Kekuatan mewujudkan keadilan di antara tiga kekuatan tadi
Adalah kekuatan dalam mengendalikan syahwat dan kemarahan di bawah perintah akal dan syariat. Perumpamaan akal adalah seperti seorang pemberi nasihat dan pemberi petunjuk. Kekuatan keadilan adalah kemampuan, dan perumpamaannya adalah seperti pihak yang menjadi pelaksana dan pelaku bagi perintah akal.13

KESIMPULAN

Jadi pengertian dari Akhlaq adalah Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Jika kekuatan ini telah baik, maka lahirlah buah hikmah, dan hikmah itu sendiri adalah puncak akhlak yang baik. Seperti difirmankan Allah SWT.,
“…..Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak ….” (Al-Baqarah: 269).

Kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari prilaku akhlaq dan aqidahnya. Karena iman yang kuat mewujudkan akhlaq yang baik dan mulia, sedangkan iman yang lemah mewujudkan akhlaq yang jahat dan buruk tingkah lakunya, mudah terkilir pada perbuatan keji yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.







REFERENSI

 Al-Ghozali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana, Semarang, 1985.
 http:// www.agussyafii.com/
 Abuddin Nata, M.A., Prof., Dr., H., Akhlaq Tasawuf, PT. Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2006.

PSIKOLOGI DAN PENDIDIKAN TINJAUAN HISTORIS DALAM PERKEMBANGANNYA

PENDAHULUAN

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa :
yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, naqmun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).

Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi

PEMBAHASAN

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di bidang berbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan remaja.

Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.

Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah berlalu itu. Intinya sejarah adalah, gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa yang lalu. Dalam hubungannya dengan apa? Dengan berbagai aspek kehidupan, seperti: agama, politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan sebagainya. Bahkan, sejarah bisa disusun dalam kaitan dengan aspek tertentu yang lebih kecil. Misalnya, sejarah pendidikan. Dalam prakteknya, telah muncul bagian-bagian daripadanya, seperti: sejarah pendidikan nasional, sejarah pendidikan umum, sejarah pendidikan islam, dan sebagainya. Malah orangpun tak ketinggalan untuk memperhatikan bagian-bagian yang lebih kecil lagi, misalnya: sejarah didaktik, sejarah metodik, sejarah ilmu jiwa, termasuk yang hendak kita bicarakan yaitu: sejarah psikologi perkembangan.

Selanjutnya, hal hal apakah yang dipersoalkan dalam kerangka study sejarah itu? Sejarah, seperti pengertian tersebut di atas, adalah gambaran hidup manusia dimasa yang lalu. Jadi objek sentralnya adalah manusia, biasanya yang relatif populer dimasa hidupnya. Inti yang dibicarakan, antara lain: siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu yang secara menonjol pernah ia perankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi, bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut terhadap lingkungan dimana ia berada, dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari penulis sejarah itu sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat ia lakukan.

Tapi belum selalu, walau ada petunjuk-petunjuk seperti itu, orang bisa menghasilkan tulisan sejarah dalam wujud yang memuaskan pembacanya. Taruhlah misalnya, dalam bidang ilmu pendidikan. Setiap kali kita membaca yang berkaitan dengan sejarah, apakah itu dalam buku pengantar ilmu pendidikan, dalam buku sejarah pendidikan itu sendiri, dalam buku didaktik, metodik, ilmu jiwa umum, bahkan ilmu jiwa perkembangan; maka terus menerus tokoh-tokoh itu saja yang dimunculkan oleh penulisnya. Katakanlah, tentang nama-nama: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga orang ini selalu saja ditampilkan, misalnya: dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan ilmu-ilmu yang masih banyak lagi. Semua ini bisa dimaklumi, karena sekali lagi, memang mereka pada zamannya memiliki beberapa disiplin keahlian.

Psikologi adalah suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari sikap, tingkah laku atau aktivitas-aktivitas di mana sikap, tingkah laku, atau aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Objek Psikologi adalah Jiwa.

Bidang garapan Psikologi :

1. Psikologi Teoritis

A. Psikologi Umum
B. Psikologi Khusus
C. Psikologi Perkembangan
D. Psikologi Kepribadian dan Typologi
E. Psikologi Sosial
F. Psikologi Pendidikan
G. Psikologi Abnormal

2. Psikologi Praktis

A. Psikodiagnostik
B. Psikologi Klinis dan Bimbingan Psikologis
C. Psikologi Perusahaan
D. Psikologi Pendidikan

Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.

Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi :


1. Menurut Aristoteles

A. 0,0-7,0 : masa anak kecil
B. 7,0-14,0 : masa anak
C. 14,0-21,0 : masa remaja

2. Menurut Mantessori

A. 0,0-7,0 : periode penemuan dan pengaturan dunia luar.
B. 7,0-12,0 : periode rencana abstrak
C. 12,0-18,0 : periode penemuan diri dan kepekaan sosial
D. 18,0- : periode pendidikan tinggi

3. Menurut Comenius

A. 0,0-6,0 : scola matema
B. 6,0-12,0 : scolavernatulata
C. 12,0-18,0 : scola latina
D. 18,0-24,0 : acodemia

4. Menurut J.J Rousseau

A. 0,0-2,0 : masa asuhan
B. 2,0-12,0 : masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
C. 12,0-15,0 : masa pendidikan akal.
D. 15,0-20,0 : masa pembentukan watak dan pendidikan agama

5. Menurut Oswald Kroch

A. masa anak-anak
B. masa bersekolah
C. masa kematanga.

6. Menurut Elizabeth B. Hurlock

A. periode pre natal: (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran.
B. masa oral
C. masa bayi
D. masa anak-anak
E. masa pubertas

Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya.

Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.

Dalam mempelajari secara psikologi perkembangan dapat dilihat dari 3 periode yaitu:

1.1. Minat awal mempelajari perkembangan anak

Sebelum mempelajari psikologi pekembangan, perhatian berawal pada pemahaman yang mendalam pada anak-anak. Dasar pemikiran merujuk bahwa penelitian dan buku-buku tentang anak sedikit sekali, pemahaman terhadap seluk beluk kehidupan anak sangat bergantung pada keyakinan dan trandisional yang bersumber pada spekulasi para filosof dan teolog tentang anak dan latar belakang perkembangannya, serta pengaruh keterunan dan lingkungan terhadap kejiwaan anak. Oleh karena itu salah seorang filosof Plato mengatakan bahwa perbedaan-perbedaan individual mempunyai dasar genetis. Potensi idividu dikatakanya sudah ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangan melalui pengasuhan dan pendidikan.

Walaupun plato tidak dapat memberikan bukti langsung dalam menunjang spekulasinya, namun tampak jelas bahwa menurunnya anak merupakan miniatur orang dewasa. Anggapan ini tampak bahwa semua keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang tampil dikemudian hari setelah dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas), pendidikan tidak lain hanyalah upaya untuk menarik potensi ke luar, namun tidak menambahkan sesuatu yang baru. Perkembangan dianggap sebagai suatu pertumbuhan semata. Jadi anak merupakan miniatur orang dewasa mengandung arti bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa bukan secara kualitatif.

Anggapan terhadap anak sebagai miniatur orang desawa ternyata membawa implikasi penting dalam dunia pendidikan. Proses-proses yang mendasari cara berpikir dan berbuat anak dianggap sama seperti orang dewasa. Apabila anak berpikir dan melakukan perbuatan yang menyimpang dari standar orang dewasa, anak dianggap bodoh atau tolol dan apabila anak-anak melanggar norma-norma sosial dan moral, dianggap berbuat jahat dan harus diberkan hukuman seperti orang dewasa.

1.2. Dasar-Dasar Pembentukan Psikologi Perkembangan secara Ilmiah

Pandangan Plato, Locke, dn Rousseau pada dasarnya bersifat spekulatif, walaupun pada abad ke 18 telah ada penelitian-penelitan tentang anak seperti Johan Heinrich Pestalozzi (1946-1827) ahli pendidikan dari Swiss, Dietrich Tiedemen (1787) Tabib dari Jerman, namun penelitian yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan anak-anak baru dimulai pada abad ke 19 yang dipelopori oleh Charles Darwub dab Wilhem Wundt

a. Pengaruh Charles Darwin (1809-1882)

Ilmuan dari inggris yang terkenal dengan teori evolusinya ini, mempublikasikan lewat Origin of The Species (1859) dan Descent of Man (1871), karyanya ini merangsang untuk melakukan observasi terhadap perkembangan anak. Darwin menyatakan bahwa anak merupakan sumber yang kaya informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia, dengan mempelajari tingkah laku dan perkembangan anka, kita bisa mengetahui asal-usul manusia. Hal ini berhubungan dengan teori evolusinya mengenai pekembangan hewan dan manusia.

Pandangan biologis Darwin menganggap pekermbangan sebagai pembukaan kemampuan dan ciri-ciri yang telah terprogram secara genetik. Pandangan ini kemudian menjadi landasan bagi Psikolog Perkembangan seperti Stanley Hall dengan “perkembangan mengakhiri evolusi”, Sigmun Freud dengan “Tahap-tahap perkembangan seksualitas”, Arnold Gesselold dengan “Jadwal tetap pertumbuhan”, John Bowlby Chomsky dengan “Kemampuan berbahasa yang dibawa sejak lahir” serta riset “perkembangan biologi syaraf” yang meneruskan tradisi Darwin.

b. Pengaruh Wilhem Wundt (1832-1920)

Peristiwa penting abad ke 19 menjadi dasar tumbuhnya Psikologi sebagai disiplin yang berdiri sendiri, ditandai dengan didirikannya laboratorium psikologi pertama oleh Wilhelm Wundt (1879) di Leipzzing. Wundt beranggapan bahwa eksperimen memiliki arti penting bagi psikologi, dia memberi dasar pada Psikologi Esperimental. Menurut Wundt eksperimen dapat membuktikan wilayah pengamatan dari tanggapan.

Pandangan Wundt dan Darwin berpengaruh pada G Stanley Hall (1846-1924) murid Wundt di Leipzzing, Stanley mengambil dari Darwin aalah “tentang adanya rekapitulasi dalam perkembangan manusia” menurutnya, perkembangan individu perefleksikan perkembangan species yang berarti bahwa adanya pengulangan (rekapitulasi) dari perkembangan species yang meliputi beberapa tingkatan evolusi. Wundt memperluas konsep rekapitulasi yang meliputi perkembangan kebudayaan, biologis manuisia. Oleh karena itu Stanleyterkenal dengan “Recapitulations Theory” yang berangapan bahwa “Pentahapan dala proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak ke arah kematangan adalah pengulangan secara filogenetis sejarah perkembangan manusia”.

1.3. Muculnya Studi Psikologi Perkembangan Modern

Pada abad ke 20 studi sistematis tentang perkembangan anak semakin berkembang secara signifikan. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang lebih ditekankan pada ciri-ciri khas secara umum, golongan umur, dan masa depan perkembangan tertentu. Predisposisi mendeskripsikan gejala perkembangan manusia secara mendetail adalah penting dalam perkembangan disiplin ilmu. Oleh karena itu untuk perkembangan pemahaman tentang perkembangan anak, diperlukan prinsip teoritis sebagai dasar observasi yang tidak hanya sekerdar mendeskripsikan. Pada pertengahan abad 20, J.B. Watson (Behaviorism Theory), memperkenalkan prinsip-prinsip “Classical Conditioning” menjelaskan perkembangan tingkah laku, menurutnya prinsip-prinsip belajar dan prinsip conditioning dapat diterpakan pada semua perkembangan.

Karya Watson membawa perkembangan pada teori psikologi perkembangan, meskipun menimbulkan pertentangan seperti Sigmun Freud dengan teori psikoanalisisnya, dan inilah yang menyebabkan berkurangnya minat terhadap psikologi perkembangan, namon setidaknya ada 3 faktor yang mendorong pengaktifan kembali psikologi perkembangan memasuki periode baru dalam bidang studi perkembangan, yaitu :

1. Terjadinya perubahan orientasi dalam riset-riset psikologi perkembangan hingga menjadi bersifat eksperimental dengan pengukuran dan pengontrolan eksperimen yang terbukti sangat berhasil digunakan dalam proses eksperimen umum.

2. Ditemukan Kembali hasil karya J. Piaget (Swiss) mengenai teori kognisi yang beranggapan bahwa perkembangan ditentukan oleh pengaruh lingkungan dan perkembangan individu terjadi sebagai hasil interaksi yang konstan antara individu dengan tuntutan lingkungan.

3. Adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laku (Origin of Behavior), ditandai dengan meningkatnya riset terhadap bayi-bayi. Peningkatan ini didorong dengan adanya alat-alat modern dan teknik pencatatan (recording) yang makin baik.

KESIMPULAN

Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.

Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.

Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah berlalu itu. Intinya sejarah adalah, gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa yang lalu.

REFERENSI

 http:/www.Anak Ciremai.com/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan
 http://ibanezs.multiply.com/journal/item/6/ilmu_psikologi
 Imam Bawani, DRS., Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan, PT. Bina Ilmu, cetakan pertama, Surabaya, 1985
 http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html
 Posted by Teguh Aditya in April 20th, 2008